Headline - Songsong Ekonomi Digital, SDM Juga Perlu Diedukasi

INILAHCOM, Jakarta - Dalam menyongsong ekonomi digital dalam naungan Industri 4.0 di Indonesia, tidak hanya infrastruktur tapi juga SDM yang perlu diedukasi serta dilatih.

Pihak BAPPENAS melalui Leonardo Teguh Sambodo, Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, mengatakan bahwa dalam menyongsong ekonomi digital, sumber daya manusianya juga perlu diedukasi.

"Kehadiran Gojek dan startup lainnya menjadi sangat penting bagi tumbuhnya ekonomi digital yang inklusif. Namun hal itu juga perlu diimbangi dengan pendidikan serta pelatihan supaya SDM-nya juga miliki daya saing yang tinggi," ujar Teguh Sambodo di acara di acara bincang media Pertumbuhan Ekonomi Digital yang Berkualitas, di Jakarta, Kamis (15/8/2019).

"Masyarakat memang harus diajak agar lebih melek teknologi digital, tapi semua ini dilakukan tanpa harus mengubah secara drastis kehidupan mereka," ungkap Teguh.

"Pemerintah harus mempermudah akses pada penyedia layanan TIK dalam membangun infrastrukturnya, agar bisa mulus dalam penerapaan pertumbuhan ekonomi digital," tambahnya.

Berdasarkan data dari Mikti dan Bekraf, per tahun 2018 ada 992 buah startup di Indonesia.

352 buah startup bidang e-commerce, 53 buah startup bidang fintech, 55 buah startup bidang game, dan 532 buah startup bidang lainnya.

Sementara startup Unicorn (perusahaan startup yang bernilai tinggi) di Indonesia saat ini ada empat.

Gojek ada di urutan kedua se-Asia Tenggara dengan nilai US$5 miliar, Traveloka di urutan kelima dengan nilai US$2 miliar, Tokopedia ada di urutan ketujuh dengan nilai US$1,3 miliar, dan Bukalapak di urutan kedelapan dengan nilai US$1 miliar.

Lalu, tantangan pengembangan ekonomi digital di Indonesia versi BAPPENAS ada tujuh, yaitu: