Headline - IHSG Cermati Hasil Rapat Dewan Gubernur BI
INILAHCOM, Jakarta - Untuk pekan ini perhatian pelaku pasar akan tertuju pada rapat dewan gubernur BI pada tanggal 21-22 Agustus 2019. BI akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap berada di level 5,75%, setelah pada bulan lalu sudah menurunkannya sebesar 25 bps.
Menurut praktisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, meski IHSG memiliki potensi penguatan lanjutan, namun diperkirakan akan terbatas. "Apalagi pasar saham dunia masih kurang kondusif. Selain itu investor asing juga masih terus keluar dari pasar saham Indonesia dengan terus membukukan net sell," katanya dalam hasil risetnya, Minggu (18/8/2019).
Secara teknikal, pergerakan IHSG pekan lalu hampir sama dengan pekan sebelumnya. IHSG sempat jatuh ke level 6.161, sebelum akhirnya rebound dan ditutup di level 6.286 pada akhir pekan. IHSG terlihat masih berada di fase downtrend dalam jangka pendek, dengan kecenderungan berkonsolidasi dikisaran 6.161-6.319.
Apabila dapat menembus ke atas 6.319, maka IHSG akan mengakhiri tren turun jangka pendeknya dan berpotensi menutup gap atas dikisaran 6.353-6.372, untuk menuju resistance selanjutnya di level 6.404.
Indikator teknikal Stochastic bergerak naik, sedangkan MACD kembali golden cross di bawah centreline, mengindikasikan bahwa IHSG masih ada potensi rebound lanjutan.
Untuk pekan ini, ada agenda tentang rilis data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar pada pekan ini, diantaranya adalah Senin 19 Agustus 2019: Rilis data inflasi zona euro.
Selasa 20 Agustus 2019 : Kebijakan moneter Australia. Rabu 21 Agustus 2019: Laporan meeting The Fed. Kamis 22 Agustus 2019 : Rilis data manufaktur Perancis, Rilis data manufaktur dan jasa Jerman. Jumat 23 Agustus 2019: Rilis data inflasi Jepang, Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell.
Bursa Saham AS Masih Naik
Untuk pekan ini perhatian pelaku pasar akan tertuju pada rapat dewan gubernur BI pada tanggal 21-22 Agustus 2019. BI akan mempertahankan suku bunga acuannya tetap berada di level 5,75%, setelah pada bulan lalu sudah menurunkannya sebesar 25 bps.
Menurut praktisi pasar modal Stefanus Mulyadi Handoko, meski IHSG memiliki potensi penguatan lanjutan, namun diperkirakan akan terbatas. "Apalagi pasar saham dunia masih kurang kondusif. Selain itu investor asing juga masih terus keluar dari pasar saham Indonesia dengan terus membukukan net sell," katanya dalam hasil risetnya, Minggu (18/8/2019).
Secara teknikal, pergerakan IHSG pekan lalu hampir sama dengan pekan sebelumnya. IHSG sempat jatuh ke level 6.161, sebelum akhirnya rebound dan ditutup di level 6.286 pada akhir pekan. IHSG terlihat masih berada di fase downtrend dalam jangka pendek, dengan kecenderungan berkonsolidasi dikisaran 6.161-6.319.
Apabila dapat menembus ke atas 6.319, maka IHSG akan mengakhiri tren turun jangka pendeknya dan berpotensi menutup gap atas dikisaran 6.353-6.372, untuk menuju resistance selanjutnya di level 6.404.
Indikator teknikal Stochastic bergerak naik, sedangkan MACD kembali golden cross di bawah centreline, mengindikasikan bahwa IHSG masih ada potensi rebound lanjutan.
Untuk pekan ini, ada agenda tentang rilis data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar pada pekan ini, diantaranya adalah Senin 19 Agustus 2019: Rilis data inflasi zona euro.
Selasa 20 Agustus 2019 : Kebijakan moneter Australia. Rabu 21 Agustus 2019: Laporan meeting The Fed. Kamis 22 Agustus 2019 : Rilis data manufaktur Perancis, Rilis data manufaktur dan jasa Jerman. Jumat 23 Agustus 2019: Rilis data inflasi Jepang, Pernyataan Ketua Fed Jerome Powell.
IHSG Naik Tipis
Sementara dari dalam negeri, IHSG berhasil ditutup menguat 29,07 poin (+0,46%) ke level 6.286,65 pada akhir pekan. Investor asing masih menjual saham dengan mencatatkan net sell sebesar Rp 705 miliar di pasar regular. Dalam sepekan, IHSG berhasil menguat tipis +0,07%, meski dana asing masih terus keluar dari pasar saham Indoensia sebesar Rp 2,48 triliun di pasar regular.
Sama seperti pekan sebelumnya, pergerakan bursa saham utama dunia cukup fluktuatif pada pekan lalu. Faktor utama yang mempengaruhi pergerakan pasar saham global sepanjang pekan lalu adalah ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi dunia akibat dari perang dagang AS-China, serta munculnya sinyal resesi dari pasar obligasi AS. IHSG juga sempat terpapar oleh sentimen negatif tersebut di awal pekan.
Namun jelang akhir pekan, IHSG berhasil rebound karena tertolong oleh rilis data neraca perdagangan bulan Juli 2019, yang membukukan defisit perdagangan hanya senilai US$ 60 juta, jauh lebih rendah dari ekspektasi dan konsensus market sebesar US$ 420 juta. Dengan defisit neraca dagang bulan Juli 2019 yang jauh lebih kecil dari ekspektasi, maka ada harapan bahwa CAD di kuartal ketiga 2019 nanti akan menyempit, sehingga menjadi sentimen positif yang mendorong rebound IHSG di akhir pekan kemaren.
Secara teknikal, pergerakan IHSG pekan lalu hampir sama dengan pekan sebelumnya. IHSG sempat jatuh ke level 6.161, sebelum akhirnya rebound dan ditutup di level 6.286 pada akhir pekan. IHSG terlihat masih berada di fase downtrend dalam jangka pendek, dengan kecenderungan berkonsolidasi dikisaran 6.161-6.319.
Apabila dapat menembus ke atas 6.319, maka IHSG akan mengakhiri tren turun jangka pendeknya dan berpotensi menutup gap atas dikisaran 6.353-6.372, untuk menuju resistance selanjutnya di level 6.404. Indikator teknikal Stochastic bergerak naik, sedangkan MACD kembali golden cross di bawah centreline, mengindikasikan bahwa IHSG masih ada potensi rebound lanjutan.
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - IHSG Cermati Hasil Rapat Dewan Gubernur BI"
Post a Comment