Search

Headline - RR: Genjot Ekonomi Dulu, Bonus Demografi Kemudian

Headline - RR: Genjot Ekonomi Dulu, Bonus Demografi Kemudian

INILAHCOM, Jakarta - Ekonom senior Rizal Ramli menyarankan tim ekonomi Presiden Joko Widodo untuk fokus membenahi pertumbuhan ekonomi nasional. Kalau sudah oke, baru bicara potensi bonus demografi.

"Tiongkok baru bisa mendapat manfaat dari bonus demografi, karena ekonominya tumbuh di kisaran 12-14 persen, selama 25 tahun. Meski belakangan anjlok ke level 6 persen. Demikian pula Jepang setelah Perang Dunia II, perekonomiannya tumbuh 12 persen selama 20 tahun," papar Rizal Ramli di Jakarta, Jumat (9/8/2019).

Bang RR yang mantan Menko Kemaritiman Kabinet Kerja Presiden Jokowi ini, melanjutkan, apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stagnan di level 5%, maka bonus demografi tidak akan banyak menolong. Bahkan hanya menjadi pepesan kosong semata.

"Jadi kalau levelnya masih ngomong ekonomi 5%, ngomong Industry 4.0 itu pada ngimpi doang. Naikkan dulu pertumbuhan ekonomi minimal 7-8% sampai 10%, baru kita bisa menarik manfaat dari bonus demografi," beber RR.

Dia menjelaskan, saat ini, mayoritas penduduk usia kerja di Indonesia masih menganggur. Namun, mimpi-mimpi kosong soal bonus demografi terus digaungkan di ruang publik.

"Jadi ini mimpi-mimpi kosong yang dibahas di ruang publik yang sama sekali nggak cerdas. Kita hanya bisa menarik manfaat demografi kalau rakyat kita bekerja, dan rakyat bekerja itu hanya kalau ekonomi tumbuh di atas 8%,” tutur RR.

Sebelumnya, bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia juga sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Darmin menyebutkan, bonus demografi menjadi tantangan terbesar Indonesia untuk terus menjaga kestabilan ekonomi.

Darmin menekankan, dibutuhkan transformasi atau perubahan bentuk dalam ekonomi untuk mengubah tantangan tersebut sebagai sebuah potensi besar dalam meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. [tar]

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Headline - RR: Genjot Ekonomi Dulu, Bonus Demografi Kemudian"

Post a Comment

Powered by Blogger.