Headline - Oleh-oleh Dupa dan Tradisi Bakar Dupa
SEUSAI shalat Ashar di Masjid Nabawi barusan, tangan saya digeret Mat Kelor di ajak ke toko-toko sekitar masjid. Bisik-bisik dia berkata: "Pilihkan dupa terbaik ya. Dupa yang biasa dibakar di rumah terlalu kental aromanya dengan aroma mayat." Saya tertawa karena tahu apa yang dimaksud Mat Kelor. "Yang baik tu yang seperti apa baunya?" saya balik tanya. Jawabnya pendek saja: "Yang seperti dibawa keliling barusan di Masjid Nabawi.
Malam Jum'at dan besok hari Jum'at Masjid Nabawi biasa diharumi pembakaran dupa. Sepertinya, dupanya adalah dupa istimewa dari kayu yang terkenal dengan nama 'ud dan kayu pilihan lainnya. Tidak seperti di daerah Mat Kelor, tak ada rotan akarpun jadi. Tak ada dupa, gula campur kemenyanpun dibakar sebagai gantinya. Inilah yang disebutnya dupa beraroma mayat.
Dari peristiwa sore ini saya semakin yakin bahwa mengapa orang naik haji itu rata-rata membawa oleh-oleh dupa maka alasannya, salah satunya, adalah tradisi di Masjid Nabawi ini. Di Masjidil Haram Mekah sebenarnya juga kita pernah melihat tradisi yang sama. Saya jelaskan kepada Mat Kelor bahwa rumah orang Arab pun biasa diharumi dupa. Bahkan, baju yang baru dicucipun diharumi dupa. Mat Kelor berucap: "Luar biasa, pantes saja di Madura dupa juga mentradisi. Madura adalah serambi Madinah."
Ada banyak jenis dupa yang dibeli Mat Kelor. Satu tas plastik besar penuh dengan dupa. Ada dupa yang dibelinya khusus untuk masjid yang saat ini dikomandaninya sejak sepulang haji tahun kemarin. Sesampainya di hotel kami tinggal, Mat Kelor bercerita panjang lebar tentang dupa kepada isteri tercintanya. Terakhir yang saya dengar, Mat Kelor berkata: "Isteriku, malam ini kita bakar dupa jenis termahal di kamar kita." Isterinya teriak tak setuju: "Arwah siapa yang mau dipanggil? Aku tidak setuju. Selama ini kita sudah damai tanpa dupa."
Mat Kelor kirim WA kepada saya: "Isteri saya perlu dicerdaskan pikirannya tentang dupa ini. Malam ini ada kesempatan ceramah tentang dupa?" Saya jawab pendek: "Acara saya malam ini membakar dupa." Salam, AIM. [*]
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - Oleh-oleh Dupa dan Tradisi Bakar Dupa"
Post a Comment