Headline - Iran Kecam Tipu Daya AS
INILAHCOM, Teheran--Iran menepis keras tudingan AS bahwa negara itu melancarkan serangan dengan pesawat nirawak terhadap kilang minyak Arab Saudi yang menyebabkan produksinya merosot drastis.
Bantahan itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Javad Zarif sesudah AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan Iran berada di balik serangan dengan menggunakan pasukan nirawak (drone). Sasaran serangan adalah kilang minyak Abqaiq dan ladang minyak Khurais yang dikelola perusahaan minyak negara Aramco.
Javad Zarif mengejek Pompeo dengan mangatakan "setelah gagal menerapkan tekanan maksimal, Menlu Pompeo beralih ke tipu daya maksimal". Demikian BBC, Senin (16/9/2019).
Ia merujuk pada kebijakan pemerintahan Presiden Donald Trump yang baru-baru ini mengganjar Iran dengan berbagai sanksi dalam upaya yang digambarkan sebagai "kampanye tekanan maksimal".
Serangan terhadap dua fasilitas minyak utama di Arab Saudi pada Sabtu (14/9/2019) sudah diakui oleh kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Houthi mengatakan telah mengerahkan 10 drone untuk melancarkan serangan itu.
Kelompok Houthi, yang beraliansi dengan Iran, mengatakan mereka melakukan serangan balas dendam atas serangan udara Arab Saudi di Yaman selama bertahun-tahun.
Para analis memperkirakan peristiwa itu akan mendongkrak harga minyak mentah dunia ketika pasar dibuka Senin ini. Pagi tadi harga minyak dunia menembus taraf tertinggi dalam empat bulan terakhir setelah dua serangan terhadap fasilitas Arab Saudi menghabisi 5% dari pasokan minyak dunia.
Pada pembukaan pasar, minyak mentah Brent melonjak 19% menjadi US$71,95 per barel, sementara harga West Texas Intermediate naik 15% menjadi US$63,34.
Harga-harga mengendur sedikit setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memerintahkan penggelontoran cadangan minyak AS.
Namun, perlu waktu beberapa pekan ke depan sampai fasilitas minyak Arab Saudi kembali beroperasi. [bbc/lat]
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - Iran Kecam Tipu Daya AS"
Post a Comment