Headline - Harga Minyak Berjangka Naik Respon AS-China
INILAHCOM, New York - Dengan berita bahwa AS dan pejabat China membahas perdagangan elah menopang penguatan harga minyak naik lebih tinggi pada hari Selasa (26/11/2019).
Sementara prediksi untuk undian mingguan pada stok minyak mentah AS memberikan beberapa dukungan juga. Minyak mentah Brent, patokan harga internasional, naik 60 sen, atau 0,9%, menjadi US$64,25, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate naik 40 sen, atau 0,7%, menjadi US$58,41.
Perunding perdagangan AS dan China terkemuka mengadakan panggilan telepon pada Selasa pagi, kementerian perdagangan China mengatakan, ketika kedua pihak mencoba untuk menuntaskan apa yang disebut kesepakatan Tahap 1 dalam perang dagang yang telah berlangsung selama 16 bulan.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasar telah berayun-ayun, menggalang berita utama yang menunjukkan kemajuan tersulit, bahkan ketika kesepakatan masih belum dipakukan.
Diskusi berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan, dengan China mengatakan telah memanggil duta besar AS pada hari Senin untuk memprotes pasal dalam Kongres AS untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong.
"Dukungan utama untuk harga adalah gagasan bahwa jika kita mendapatkan pelonggaran dalam perang perdagangan, ketakutan akan kondisi yang melambat dan dampak pada pertumbuhan permintaan minyak dan bahan bakar akan dikeluarkan dari pasar," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford, Connecticut seperti mengutip cnbc.com.
Di sisi penawaran, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bertemu di Wina pada 5 Desember, diikuti dengan pembicaraan dengan kelompok OPEC + yang lebih luas yang menampilkan produsen lain yang telah sepakat untuk memangkas produksi, termasuk Rusia.
Kepala Badan Energi Internasional mengatakan kepada Reuters bahwa negara-negara OPEC harus membuat keputusan yang tepat untuk ekonomi global yang "sangat rapuh".
Memprediksi pertumbuhan produksi minyak yang kuat dari negara-negara non-OPEC, terutama Amerika Serikat, Brasil, Norwegia dan Guyana, Fatih Birol mengatakan: “Akan ada banyak minyak di pasar. Saya berharap mereka akan membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri dan untuk ekonomi global."
Stok minyak mentah AS diperkirakan turun 400.000 barel pekan lalu, menurut jajak pendapat Reuters para analis, jelang laporan dari American Petroleum Institute (API), kelompok industri, Selasa, dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Rabu .
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - Harga Minyak Berjangka Naik Respon AS-China"
Post a Comment