Headline - Koper yang Tertinggal
KATA siapa nasib selalu mujur. Hidup itu pasti naik turun, tinggi rendah, untung rugi, menang kalah, saling berganti menjalin kisah hidup yang indah. Kaidah hidup seperti ini berlaku pada semuanya, termasuk pada Mat Kelor yang katanya selalu mujur itu. Air zamzam boleh saja lolos dalam pemeriksaan dan penimbangan di bandara Madinah, namun siapa bisa menjamin bahwa semua oleh-oleh itu bisa sampai di tanah air.
Sepanjang perjalanan di atas pesawat Mat Kelor terlelap tidur. Kepada pramugari dia berpesan agar tak dibangunkan walau pada waktu makanan dihidangkan. Baginya, tidur lebih penting ketimbang makan. Apalagi saat tidur bisa jadi bermimpi makan. Pesawatpun landing dengan mulus di bandara tanah air. Peristiwa menegangkan mulai nampak saat beberapa koper bagasi para jamaah tak muncul-muncul, termasuk milik Mat Kelor.
Petugas berwenang mengumumkan bahwa ada sekitar 400 koper tidak terangkut, termasuk milik Mat Kelor. Lumayan bersedih dia saat tahu bahwa yang tertinggal adalah koper yang berisi kurma dan oleh-oleh lainnya. Kasihan pada para keluarga dan kerabat yang menunggunya, katanya.
Lalu Mat Kelor tersenyum sambil berkata: "Pasti ada hikmah." Mat Kelor menenangkan teman-temannya: "Santai, bukan hilang, cuma terlambat datang. Pasti ada hikmahnya. Saat tamu sudah habis, kurma baru datang, berarti takdir kurma kita tak habis sampai tahun depan."
Berderet-deret manusia menunggu Mat Kelor di pintu keluar bandara. Sebelem keluar Mat Kelor memasang surban dan parfum hajar aswad ke baju dan surbannya. Area kedatangan di bandara serasa di altar ka'bah, beraroma Arab; bau wanginya sangat Arab, bahasanya juga banyak bernuansa Arab. Untuk memecah kemacetan, Mat Kelor teriak: "Haji, haji, thoriq thoriq," khas Mekah. Saya tersenyum saja sambil godain Mat Kelor: "Awas kena dam." Salam, AIM. [*]
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - Koper yang Tertinggal"
Post a Comment