Search

Headline - Inilah Beban Berat IHSG Pekan Ini

Headline - Inilah Beban Berat IHSG Pekan Ini

INILAHCOM, Jakarta - Asa damai dagang yang kembali muncul, mengurangi kekhawatiran pasar sehingga membuat pasar saham bergerak menguat lagi termasuk IHSG pada pekan ini.   

Menurut praktisi pasar modal, Stefanus Mulyadi Handoko, secara teknikal, IHSG telah berhasil keluar dari fase sideways dalam jangka pendek, setelah berhasil menebus resistance area konsolidasinya di kisaran 6.320.

"Penembusan resistance tersebut membuka peluang bagi IHSG untuk  melanjutkan penguatannya meski terbatas. Indikator teknikal MACD yang telah golden cross dan mulai bergerak naik diharapkan dapat cross up keatas centreline, sehingga membuka harapan bagi IHSG untuk kembali bergerak naik," jelasnya seperti mengutip dari hasil risetnya, Minggu (1/9/2019).

Usai penembusan ke atas resistance level 6.320 di akhir pekan kemaren, secara teknikal IHSG berpeluang melanjutkan kenaikannya menuju area gap atas dikisaran 6.353-6.372 sebagai resistance indeks pada pekan ini. "Jika IHSG dapat mempertahankan momentumnya dengan melewati gap tersebut dan terus bergerak naik melewati level 6.400, maka IHSG akan mengakhiri tren turun jangka menengah dan mulai bergerak uptrend."

Namun apabila kenaikan IHSG gagal berlanjut dan kembali bergerak turun, maka IHSG akan kembali memasuki fase konsolidasi dalam jangka pendek dengan level support masih berada dikisaran 6.160.

"Seperti biasa di awal bulan, pelaku pasar tengah menunggu data-data ekonomi, seperti data manufaktur dan inflasi bulan Agustus 2019."

BI memperkirakan inflasi Agustus 2019 masih terkendali dengan perkiraan berada dikisaran level 0,15% secara bulanan (MoM) dan 3,47% untuk tahunan (YoY). Data lain yang ditunggu pada pekan ini adalah data cadangan devisa akhir Agustus yang akan dirilis pada hari jum’at.

Sementara dari luar negeri, data dan agenda ekonomi penting yang akan menjadi perhatian dari para pelaku pasar pada pekan ini, diantaranya adalah Senin 2 September 2019, Rilis data Caixin manufaktur China, Rilis data manufaktur zona eropa.

Selasa 3 September 2019, Rilis data ritel Australia, Kebijakan suku bunga Australia, Rilis data manufaktur AS. Rabu 4 September 2019, Rilis data GDP Australia, Rilis data inflasi Inggris, Rilis data perdagangan AS.

Kamis 5 September 2019,Rilis data perdagangan Australia, Rilis data pekerjaan ADP dan persediaan minyak AS. Jum’at 6 September 2019, Rilis data GDP zona eropa, Rilis data pekerjaan AS, Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.

Memasuki bulan September, pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh kondisi global terutama dari situasi perang dagang AS-China, serta pergerakan harga komoditas dunia.

"Meski pada pekan lalu perang dagang AS-China sedikit mereda, namun diperkirakan hanya sementara. Sebab memasuki September, kemungkinan situasi perang dagang AS-China akan mulai menghangat lagi."

Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa AS tak akan menunda kenaikan tarif pada barang-barang Tiongkok yang akan dilakukan mulai tanggal 1 September 2019. Meski tim negosiasi perdagangan AS-China terus berkomunikasi dan akan bertemu pada bulan September.

Bursa AS Pilih Tahan Diri
Bursa Wall Street menutup perdagangan akhir pekan dengan lesu, karena investor berhati-hati jelang libur long weekend hari buruh pada hari senin, di tengah ancaman tarif impor AS untuk produk asal China yang dijadwalkan akan mulai dipungut per tanggal 1 September 2019.

Pelaku pasar menjadi lebih defensif memasuki akhir pekan akibat ketidakpastian terkait dengan tarif impor AS atas China, meski kedua negara memberikan sedikit harapan kepada pasar karena siap melakukan pertemuan kembali dan melanjutkan negosiasi perdagangan langsung pada bulan September.

Dari data ekonomi, pengeluaran konsumen AS yang meningkat tajam pada bulan Juli 2019, untuk sementara bisa menghilangkan kekhawatiran pasar keuangan dari ancaman resesi. Dow Jones ditutup naik 41,03 poin (+ 0,16%) menjadi 26.403,28.

Indeks S&P 500 menguat tipis 1,88 poin (+0,06%) menjadi 2.926,46. Sedangkan Nasdaq turun 10,51 poin (-0,13%) menjadi 7,962,88.

Dalam sepekan, ketiga indeks saham utama AS berhasil mengalami rebound dengan Dow Jones naik +3,02%, S&P 500 menguat +2,79%, dan Nasdaq meningkat +2,72%.

Agustus IHSG Terkoreksi 0,9%
Sementara dari dalam negeri, IHSG menutup perdagangan akhir pekan dengan kenaikan sebesar 39,351 poin (+0,63%) ke level 6.328,470. Investor asing tercatat membeli saham dengan membukukan net buy senilai Rp84 miliar di pasar regular.

Sepanjang pekan terakhir, IHSG mampu mencatatkan penguatan sebesar +1,16%. Meski investor asing masih membukukan net sell sebesar Rp1,57 triliun di pasar reguler. Sedangkan untuk sepanjang bulan Agustus 2019, IHSG terkoreksi -0,97%.

Pergerakan IHSG di awal pekan lalu, tertekan oleh eskalasi perang dagang AS-China dan juga kekhawatiran terjadinya resesi ekonomi AS yang ditunjukan oleh inversi kurva imbal hasil US Treasury. Setelah itu, sisanya selama 4 hari beruntun IHSG selalu berhasil menguat.

Performa kinerja IHSG senada dengan mayoritas pergerakan bursa saham utama Asia yang dalam sepekan juga menguat, seiring dengan kembali munculnya harapan damai dagang antara AS dan China.

Ini setelah Beijing menunjukkan niatnya untuk menyelesaikan perang dagang dengan AS dan menentang ekskalasi lebih lanjut. Selain itu, China juga bersedia untuk bernegosiasi dan berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah sengketa dagang dengan sikap yang tenang.

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Headline - Inilah Beban Berat IHSG Pekan Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.