Search

Headline - Garuda Cabut Logo, Pecah Kongsi dengan Sriwijaya?

Headline - Garuda Cabut Logo, Pecah Kongsi dengan Sriwijaya?

INILAHCOM, Jakarta - Awal September ini, manajemen PT Sriwijaya Air menelorkan keputusan yang menimbulkan kegaduhan. Tiga direksi yang ditunjuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, rekanan bisnisnya, dicopot. Lho?

Dalam surat pemberitahuan berlogo Sriwijaya Air, bernomor 001/Plt.DZ/EXT/SJ/IX/2019, memutuskan untuk mencopot tiga direksi. Mereka adalah Joseph Andrian Saul, Direktur Utama; Harkandri M Dahler,Direktur Sumber Daya Manusia dan Layanan; serta Joseph K Tendean, Direktur Komersial.

Padahal, ketiganya sengaja dipasang Garuda di Sriwijaya Air untuk membantu permasalahan keuangan perusahaan. Dalam surat tersebut juga diumumkan Pelaksana Tugas Direktur Utama yang baru, yakni Anthony Raimond Tampubulon. Selain itu, Amirullah Hakiem selaku Direktur Keuangan, Fadjar Semiarto selaku Direktur Operasi, Romdani selaku Direktur Perawatan dan Teknik dan Toto Soebandoro selaku Direktur (DV).

Keputusan yang mengingkari perjanjian Kerja Sama Manajemen (KSM) ini, justru melahirkan keresahan di internal Sriwjaya Air. Dikhawatirkan memengaruhi kerja sama dengan PT Citilink Indonesia, anak usaha Garuda. Ujung-ujungnya menyangkut kesejahteraan karyawan.

Ketua Umum Asosiasi Serikat Pekerja Sriwijaya Air (Aspersi), Pritanto Ase Saputro sangat menyesalkan keputusan pemegang saham Sriwijaya Air. Di mana, perjanjian KSM dengan Garuda bertujuan untuk menyelamatkan Sriwijaya dari kebangkrutan pada 2018.

Pritanto menyebutkan, selama dikelola manajemen KSM, keuangan perusahaan dan operasional, cukup positif. "Faktanya bahwa selama dikelola oleh manajemen hasil dari KSM, telah terjalin hubungan industrial yang harmonis dan merasa nyaman dalam melaksanakan pekerjaannya hingga berdampak pada peningkatan pelanan bagi penumpang," kata Pritanto dalam sebuah diskusi di Jakarta, akhir pekan lalu.

Pritanto bilang, seluruh karyawan merasakan peningkatan sisi kesejahteraan sejak dikelola manajemen KSM. Para pekerja meminta para pemegang saham mentaati perjanjian KSM dengan Garuda demi keberlangsungan perusahaan Sriwijaya.
 
"Kami menolak segala bentuk intimidasi yang dilakukan pemegang saham. Kami siap melakukan tindakan industrial apabila kekisruhan yang terjadi di PT Sriwijaya Air tidak dapat terselesaikan," tutur dia.
 
Perjanjian KSM dibuat dengan tujuan menyelematkan Sriwijaya dari kebangkrutan akibat terlilit utang dari PT Pertamina Rp942 miliar, PT BNI Rp585 miliar, dan PT GMF Rp810 miliar.
 
Kekhawatiran Pritanto benar juga. Mulai Rabu (24/9/2019), Garuda mencabut logo yang tertempel di seluruh pesawat Swijaya Air. Bisa jadi, kerja sama bisnis antar dua maskapai ini, sudah goyang. Dan mengarah kepada perpecahan.

"Pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut merupakan upaya dalam menjaga brand Garuda Indonesia Group, khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air Group yang tidak sejalan dengan standardisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak adanya dispute (sengketa) KSM tersebut," ujar VP Corporate Secretary Garuda, M Ikhsan Rosan.

Kata Iksan, pencabutan logo perusahaan untuk memastikan penggunaan logo mampu mencerminkan standar keselamatan dan layanan penerbangan yang diberikan perusahaan. "Hal tersebut tentunya sangat kami sayangkan, khususnya, mengingat perkembangan atas situasi yang terjadi tidak sesuai dengan komitmen KSM antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group", jelasnya.

Selain itu, sambung ia, pencabutan logo juga sebagai pengingat agar komitmen KSM dipahami oleh seluruh pihak terkait. "Adapun pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut saat ini sedang sedang dalam proses pengerjaan lebih lanjut", pungkasnya.[ipe]




 

Halaman Selanjutnya >>>>




Bagikan Berita Ini

0 Response to "Headline - Garuda Cabut Logo, Pecah Kongsi dengan Sriwijaya?"

Post a Comment

Powered by Blogger.