Headline - Jiwasraya Lebih Besar Dari Century & Hambalang

INILAHCOM, Jakarta - Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyebut kerugian negara akibat kasus korupsi di PT Asuransi Jiwasraya lebih besar nilainya. Yakni, sebesar Rp 13,7 triliun.

Jika dibandingkan, sesuai data Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) hasil audit investigasi pada 2012 hingga 2013, total kerugian negara dari proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sarana Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang mencapai Rp706 miliar.

Laporan Hasil Perhitungan (LHP) kerugian negara atas kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik. Kerugian negara akibat kasus itu mencapai Rp 7,4 triliun.

"Kalau melihat nilai kerugian minimal Rp13,7 T maka kasus Jiwasraya lebih besar dari Century dan Hambalang," kata Boyamin kepada INILAHCOM, Jumat (27/11/2019).

Boyamin juga menyebut ada 4 orang yang dinilai layak ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi di PT Asuransi Jiwasraya.

"Berdasar pendalaman yang kami lakukan, 4 orang layak jadi Tersangka yaitu HR, HP ( internal Jiwasraya), HH dan BTJ ( swasta yang diduga menikmati hasil penyimpangan)" jelasnya.

MAKI, tambah Boyamin, selaku pelapor dugaan korupsi BUMN Asuransi Jiwasraya di Kejati DKI Jakarta tgl 15 Oktober 2018 dan saat ini kasusnya sudah diambil alih oleh Kejaksaan Agung.

Maka Kejagung harus segera melakukan Pencekalan terhadap 4 orang yang terkait dugaan korupsi Jiwasraya itu.

Pencekalan ini sangat penting karena diduga 2 orang unsur swasta telah bepergian keluar negeri dan pasti akan menyulitkan Penyidikan di Kejagung.

Meskipun diduga telah kabur keluar negeri, Pencekalan ini tetap dibutuhkan untuk memudahkan tahap berikutnya yaitu menjadikan buron Internasional ( Red Notice Interpol ). Jika tidak dicekal akan sulit untuk dimasukkan buron internasional ( red notice ).

"Selama ini yang dirumorkan kabur adalah orang internal Jiwasraya, padahal yang semestinya jadi perhatian untuk dicekal harusnya pihak swasta," tutupnya. [rok]