Headline - Jiwasraya Belum Setor Lapkeu ke OJK Sejak 2018?
INILAHCOM, Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) ternyata belum menyerahkan laporan keuangan sejak 2018 hingga kini. Di sisi lain, masalah likuiditas berujung kepada ketidakjelasan dana nasabah sampai detik ini.
Hal itu dilihat melalui situs resmi perseroan https://ift.tt/2u2D0cs yang menunjukkan catatan terakhir laporan keuangan dilakukan untuk buku tahun 2017.
Padahal, dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 55/POJK.05/2017 tentang Laporan Berkala Perusahaan Peransuransian di pasal 8 menyebutkan, perusahaan peransuransian wajib menyampaikan laporan berkala kepada OJK dalam bentuk laporan bulanan, triwulanan, semesteran dan laporan lain.
Merujuk pada pasal 8 Peraturan OJK Nomor 55/POJK.05/2017 tentang Laporan Berkala Perusahaan Perasuransian, tertulis bahwa laporan tahunan perusahaan asuransi harus disampaikan paling lambat 30 April pada tahun berikutnya, dalam hal ini April 2019.
Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Toto Pranoto mengatakan, jika perusahaan belum memberikan laporan seperti apa yang tertuang dalam peraturan OJK, dipastikan 'ada permasalahan' dalam perseroan.
Toto menambahkan, keterlambatan laporan keuangan Jiwasraya ini menjadi faktor lain yang akan memperburuk reputasi perusahaan di tengah kasus gagal bayar. "Artinya ini juga melanggar prinsip transparansi di Good Coorporate Governanance (GCG)," kata Toto, Jakarta, Minggu (29/12/2019).
Sementara, kembali merujuk pada pasal 9 Peraturan OJK Nomor 55/POJK.05/2017 disebutkan pula sanksi bagi perusahaan yang akan diberikan bila tidak menjalankan aturan yang ada di pasal 8.
Sanksi yang akan diberikan yakni berupa peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, untuk sebagian atau seluruh kegiatan usaha hingga pencabutan izin usaha. Untuk perusahaan asuransi, dalam aturan itu, dituliskan akan dikenai sanksi denda keterlambatan.
Juru Bicara OJK, Sekar Putih Djarot mengatakan pihaknya akan memberikan sanksi ihwal keterlambatan penerbitan laporan keuangan Jiwasraya. "Terkait dengan keterlambatan, kami berikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya singkat.
Merujuk situs resmi perusahaan, pada laporan keuangannya pada 2017, laba perusahaan melorot drastis dari Rp1,70 triliun pada 2016, menjadi hanya Rp360,30 miliar. Penurunan laba secara drastis karena lonjakan klaim dan manfaat yang dibayarkan perusahaan, termasuk kenaikan cadangan klaim. Tidak cuma itu, biaya akuisisi juga melompat dari Rp702,65 miliar menjadi Rp980,90 miliar.
Sebelumnya, Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) melakukan penundaan pembayaran klaim kepada nasabah produk Saving Plan yang jatuh tempo pada Oktober 2018. Saat pertama kali dinyatakan gagal bayar, jumlahnya Rp802 miliar. Namun, semakin lama semakin membengkak hingga mencapai Rp12,4 triliun, karena tidak segera diselesaikan.
Padahal, saat gagal bayar pertama kali, Jiwasraya memiliki cash yang cukup untuk membayar polis yang jatuh tempo. Namun kepercayaan nasabah sudah terlanjur hilang, sehingga tidak bersedia memperpanjang kontrak asuransi. Akibatnya, Jiwasraya harus menyediakan dana yang sangat besar untul memenuhi kewajibannya. [ipe]
Halaman Selanjutnya >>>>
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Headline - Jiwasraya Belum Setor Lapkeu ke OJK Sejak 2018?"
Post a Comment