Headline - 100 Hari Jokowi, PDIP Usul Ganti Menteri Keuangan

INILAHCOM, Jakarta - Sepanjang 2019, pertumbuhan ekonomi mampet di level 5,02%. Turun dibanding 2018 yang bisa 5,17%. Diduga karena likuiditas seret lantaran kebijakan pengetatan anggaran.

Selanjutnya, politisi PDIP Effendi MS Simbolon mengusulkan agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Sri Mulyani dari jabatan menteri keuangan.

"Ini perlu koreksi. Saya tidak tahu, Pak Jokowi begitu senangnya melihat Ibu Sri Mulyani. Menurut saya, harus diganti. Agar ada kesegaran pasar," ujar Effendi dalam diskusi 100 Hari Kabinet Jokowi-Ma'ruf di Jakarta, Sabtu (8/2/2020).

Lanjutnya, ia pun menyebut salah satu faktor terhambatnya laju pertumbuhan karena likuiditas. Saat ini, Indonesia masih defisit anggaran yang hampir Rp400 triliun. "Bicara likuiditas, anggaran dana ya. Ini kan masalah. Kita defisit saja hampir Rp400 triliun. Sementara salah satu faktor penyebab terhambatnya laju pertumbuhan itu karena likuiditas. Nah ini harus dikoreksi," ucap anak buah Megawati ini.

Karena itu, ia kembali menegaskan Kepala Negara harus mengganti Sri Mulyani guna membuat kesegaran di sektor keuangan. "Ini masalahnya ada kesegaran pasar. Karena pasar ini sekarang sudah landai. Tidak ada lagi gairah pasar karena likuiditas," tukasnya.

Diketahui, berdasarkan data, Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 tembus Rp353 triliun. Defisit tersebut mencapai 2,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Masih terkait performance Sri Mulyani, ekonom senior DR Rizal Ramli menyebutkan sebagai menkeu 'terbalik'. Hal itu disampaikan Rizal dalam akun twitter @RamliRizal pada 14 Januari 2020.

Predikat yang kurang mengenakkan itu, disematkan kepada Sri Mulyani lantaran semakin banyak meminjam lewat penerbitan surat utang dengan yield alias imbal hasil paling tinggi.

Rizal menuliskan: "Ini kinerja Menkeu "Terbalik", semakin banyak meminjam dengan yield paling tinggi ! Menkeu "Terbalik" bekerja utk kreditor, merugikan rakyat dan bangsa Indonesia."

Cuitan mantan Menko Kemaritiman Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini, bisa jadi bahasa sindiran Sri Mulyani yang sering mendapat penghargaan internasional. Kini, kondisi berbalik seratus delapan puluh derajat. Desakan agar Sri Mulyani diganti mulai muncul [ipe]